Siapa yang menyangka di tengah caci maki masyarakat terhadap pelacuran, segolongan orang malah mencari untung dan membela mati-matian keberadaannya. Tak disangka beberapa agama besar dunia mentolerir keberadaannya bahkan menjadi bagian dari proses peribadata. Na'udzubillah mindzalik.
Masyarakat eropa mengenal courtesan ( pelacuran tingkat tinggi ) pada masa raja dan aristokrat berkuasa. Semua pelacuran tersebut mendapatkan perlakuan istimewa dan menikmati hak-hak khusus. disamping courtesan untuk masyarakat strata atas, juga terdapat pelacuran untuk masyarakat tingkat rendah. Mereka diijinkan untuk membentuk gilda, tetapi harus mengenakan pakaian khas yang membedakan dengan perempuan " terhormat ".
Keberadaan mereka diizinkan berdasarkan fatwa gereja. St. Agustine mengutuk keberadaan pelacuran namun berpendapat : tapi menyingkirkan pelacuran dari keberadaan manusia akan mengotori semua hal dengan nafsu birahi karena itu "perempuan sundal " adalah imoralitas yang dapat dibenarkan secara hukum. St Thomas Aquinas mengatakan " Enyahkan tempat sampah dan anda akan mengotori istana ...enyahkan pelacuran dan anda akan memenuhinya dengan sodomi."
Pelacuran, keberadaannya hampir setua terbentuknya sistem masyarakat manusia. Pelacuran juga bukan hal unik untuk abad ini.
Prostitsi
Label: prostitusi